Sikat gigi adalah aktivitas yang lumrah bagi seorang manusia, selain untuk menghilagkan bau mulut, sikat gigi juga dapat mencegah kerusakan gigi yang serius.
Gigi yang baik juga mencerminkan penampilan seorang, seorang dengan gigi yang baik, bersih, wangi akan lebih cenderung diterima dengan baik, didengarkan pendapatnya, dikeremuni dengan riang gembira. Sebalikanya, orang dengan gigi yang mengenaskan, kotor, bau akan venderung dijauhi orang-orang. Jangankan mau berdiskusi, setiap hembusannya saja bisa membuat burung beterbangan.
Dalam islam, Rasulullah pernah menganjurkan untuk bersiwak(sikat gigi) pada waktu sebelum sholat, sebelum tidur, bangun tidur. Bahkan dalam solat sunah pun, terbilang dalam hadistnya. Rasulullah bersiwak sebanyak dua puluh kali dalam sehari. Alasan inilah mengapa sikat gigi secara rutin sangat dianjurkan, karena pada dasarnya gigi yang baik akan mencerminkan hati seseorang.
Namun dalam puasa, semua itu berubah. Seperti hadist dibawah ini.
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak misk (kasturi).” (HR. Bukhari, no. 1894 dan muslim, no 1151).
Jadi, dalam puasa kita tidak dianjurkan untuk sikat gigi, buat apa sikat gigi? Tidak sikat gigi saja, bisa bisa mendatangkan pahala. Mengalir lagi. Apalagi ketika kita meneruskan tren baik ini selama tiga puluh hari, jangankan pahala. Kita bahkan mempunyai tiket VIP menuju surga.
Meski gigi kita hancur setelahnya, namun bukannya setimpal dengan usaha yang kita berikan? Kita sudah mendapatkan pahala, berkali-kali lipat.
Kenyataannya tidak begitu, justru kenapa hadist tersebut menganjurkan tidak bersiwak adalah untuk menjaga mulut kita, terhindar dari sifat-sifat kotor.
Jika kita berpikir untuk tidak bersiwak setiap bulan di bulan Ramadhan, dengan dalih hadist tersebut.
Hal itu akan menimbulkan kekeliruan yang dahsyat, ujungnya-ujungnya gigi kita yang akan membayar setimpal karena tidak menggosok gigi sebulan penuh.
Ingat, dalam hadist tersebut, kita bukan disuruh untuk tidak sikat gigi ya. Jangan salah mengartikannya.
Terus apa dong?
Justru sikat gigi adalah perbuatan baik, selain itu sikat gigi bisa menjaga gigi kita tetap utuh, bersih, sehat.
Yang dimaksud dari hadist tersebut adalah, ucapan.
Mengapa bau mulut orang berpuasa lebih wangi dari bunga kasturi, karena mereka bisa menjaga ucapannya.
Di dalam puasa kita senatiasa menjaga ucapan dan tindakan bukan? Maka dari itu, perbuatan yang tidak baik, seperti menghibah, berkata kotor akan sangat dilarang.
Itulah alasan mengapa bau orang berpuasa lebih baik, karena Allah SWT lebih suka dengan mulut yang bisa dijaga, tidak mengumbar aib. Apalagi gosip yang tidak pantas.
Posting Komentar untuk "Jangan Sikat Gigi di Bulan Puasa"