Blogger Jateng

Kamboja, Seorang Yatim Piatu. Korban dari Keganasa negeri Wakanda. Cerpen!

Dalam kesepian bunga Kamboja

Peperangan panjang terus berlangsung, sejak zaman nenek moyang perang selalu ada, tiada berhenti. 

Persoalan-persoalan semakin pelik, menimbulkan perpecahan terhadap satu suku ke suku lainnya, ego manusia untuk menjadi yang terbaik menyertai di setiap pedang diayunkan.

 Teriakan para pejuang demi sebuah idealisme turut mengobarkan semangat mereka. 

Entah berapa nyawa melayang, berapa korban berguguran. Ribuan bahkan ratusan. Tidak peduli lagi. Demi suatu tahta, menjadi penguasa negeri Wakanda.

Kejadian ini terus berlangsung selama ratusan tahun lamanya, setiap hari selalu ada seorang pria yang dikorbankan hanya karena gelar nomer satu yang mereka terus elukan. 

Disamping itu anak-anak selalu menjadi korban yang empuk atas kejadian ini, Hal tragisini  menimpa seorang gadis bernama Kamboja.

Siang itu, Kamboja menangis sejadi-jadinya, ayahnya telah meninggal dalam suatu peperangan hebat. 

Ia adalah anak tunggal, Ibunya meninggal sejak ia dilahirkan. Malang tak bisa dikatakan, hari ini seorang ayah tercintanya mengikuti jejak ibunya, kini ia sebatang kara. Tidak ada sandaran yang dimiliki gadis ini, tidak ada lagi tempat untuk bercerita.

Dalam dukanya, gadis itu menyadari sesuatu. Ia melihat sekelilingnya, puluhan orang mengalami hal yang sama.

Kehilangan sandaran, kehilangan tempat untuk pulang. Mereka adalah korban dari semua keganasan perang yang terjadi selama ini. 

Ternyata bukan hanya dirinya saja, banyak dari mereka kehilangan seseorang yang berharga untuk dirinya.

Meski begitu, Kamboja tetap tidak terima dengan nasibnya, ia menggenggam suatu tanah dan meremasnya.  Dalam tangisannya ia bertekad untuk menghentingkan perang ini, namun apa daya, ia adalah gadis kecil yang tak bisa berbuat apa-apa.

Peperangan terus berlalu, waktu silih berganti. Kamboja kini tumbuh menjadi gadis dewasa, selain menjadi lebih bijaksana, ia juga mempunyai paras cantik, meski begitu ia tidak serta merta menyombongkannya.

Seperti tujuan semasa kecilnya. Ia ingin menghentikan perang yang telah berlangsung lama ini, Kamboja berniat untuk ikut dalam peperang, namun naas, karena ia adalah seorang wanita, para penguasa tidak mengizinkakannya untuk mengenakan rompi baja. Awalnya Kamboja menolak tetapi kini ia sadar, sepertinya tempatnya bukan disini.

Karena tekad kerasnya ia berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan impiannya, Kamboja mulai membangun sebuah tempat sederhana untuk membantu orang yang kehilangan sandaran, setidaknya bisa untuk berbagi kisah. Ia tidak ingin seperti dirinya dulu, kehilangan arah dan tidak mempunyai tempat untuk pulang. Ia berniat untuk menjadi wadah bagi seseorang yang ingin menuangkan kisahnya. Mengingat betapa sulit masa gadisnya, Ia dengan senang hati akan melakukannnya.

Lambat laun tempat sederhananya kini mulai berkembang luas. Kiprahnya bahkan sampai dikenal oleh masyarakat luas. Hal ini menimbulkan simpati kepada seluruh masyarakat, bahkan penguasa suku turut melihat susah payahnya.

Kamboja, namanya dikenal dengan sosok yang anggun, menolong tanpa pamrih. Ia juga tidak segan-segan untuk mengerjakan pekerjaan laki-laki pun. Apapun  untuk anak-anak agar bahagia, ia rela melakukannya dengan sepenuh hati.

Karena keberhasilannya, dunia mulai menyoroti niat baiknya. Kini Kamboja mulai dikenal oleh banyak orang. Sampai dimana ia mulai menarik hati penguasa suku, dengan parasnya cantiknya dan kebaikan hati yang dimilikinya siapapun akan bermimpi untuk memperistrinya, Kamboja pun mulai dilirik oleh putra mahkota.

Sedangkan Kamboja sendiri bahkan belum terpikir untuk melakukan sebuah pernikahan, tujuannya utamanya adalah untuk mengentikan peperangan dan menolong orang sebanyak mungkin, karena itu Kamboja menolak semua orang yang meminangnya.

Karena alasan itulah penguasa suku mulai mendiskusikan untuk mengakhiri peperangan panjang ini, hal ini tentu beralasan agar Kamboja tidak usah payah menopang semua penderitaan yang ia alami selama ini.

Untuk pertama kalinya para penguasa suku mengumumkan untuk menghetikan peperangan, mereka beralasan perang hanya menimbulkan penderitaan. Kamboja pun sangat senang mendengar kabar ini, ia tidak menyangka impiannya menjadi kenyataan. 

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "Kamboja, Seorang Yatim Piatu. Korban dari Keganasa negeri Wakanda. Cerpen! "