Blogger Jateng

Dulu | Kehidupan

https://cdn.pixabay.com/photo/2020/07/06/01/33/sky-5375005_960_720.jpg


Dulu

Kuawali hari malamku dengan pergi ke surau, kulihat matahari mulai terbenam, orang-orang mulai pulang ke rumah, jalanan pun tampak sepi, hanya sedikit kendaraan saja yang lewat. Kutengok ke kanan dan ke kiri kemudian aku mulai melewati trotoar. Sarung membelai kakiku, baju koko membelai tubuhku dan sebuah kopyah hitam berbentuk kotak kukenakan, tak lupa sandal swallow yang baru kubeli kemarin seharga 10.000 rupiah melengkapi gaya berpakaian khas anak pondok


Kudengar sholawat menyertai langkahku, suara serak dan sedikit tua itu mengucapkan ayat-ayat alquran, didendangkan dengan apik, berbunyi lembut sampai ke dalam jiwa ragaku. Pak totok, muadzin berumur 50 tahunan itu memang sudah dikenal orang sekitar sebagai penjaga masjid plus tukang adzan, bukan itu saja. Pak totok adalah guru ngajiku, meskipun pak totot bukan lulusan ternama seperti mempunyai gelar sarjana atau diploma, ia sangat mumpuni dengan apa yang ia lakukan. Aku menyebutnya "Multitalenta".


Pak totok pandai mengaji, pandai bercerita dan pandai berdendang. Pernah dulu ketika masih kecil, aku dan teman-temanku mendenagar cerita dongeng dari pak totok, bahkan sampai berjam-jam lamanya. Ia biasanya menceritakan dongeng tentang nabi Sulaiman yang bisa berbicara dengan berbgai binatang, dan terkadang ia menyelipnya humor di dalam cerita tersebut. Kami selalu senang mendengarnya, meskipun tanpa sadar ceritanya sama. Sampai dimana kami memaksa pak totot untuk menceritakan kisah lainnya, namun pak totok selalu menolaknya. Alasannya jelas, karena ia tidak tahu apa yang ia ingin ceritakan namun aku tetap salut dengan beliau, karena pak totok selalu menyempatkan dirinya untuk memikirkan lanjutanya, sebagai gantinya ia menambahkan kata "Bersambung" sebagai ganti tamat. 

Penulis : Bagas Ihwaluddin

Posting Komentar untuk "Dulu | Kehidupan"